PERAN KRUSIAL DISINFEKSI DAN BIOSEKURITI

Saat ini pemakaian desinfektan sudah menjadi hal yang umum dan biasa, sehingga seringkali kita tidak lagi memperhatikan efektifitas pemakaiannya. Asalkan sudah melakukan desinfeksi dengan menggunakan air dan desinfektan, seakan-akan semua masalah telah selesai dengan tuntas. Hanya beberapa farm dengan management biosekuriti ketat yang secara rutin melakukan evaluasi terhadap keberhasilan pemakaian desinfektan yang sudah rutin diberikan.
Evaluasi terhadap keberhasilan pemakaian desinfektan dapat dilakukan dengan uji perkembangbiakan bakteri. Beberapa bahan organik dari farm kita ambil untuk dijadikan sample uji, untuk ditumbuhkan pada media-tumbuh di laboratorium. Setelah itu media-tumbuh akan diuji untuk mengetahui ada tidaknya pertumbuhan bakteri tertentu. Dari hasil tersebut kita dapat melakukan analisa mengenai ada tidaknya bakteri tertentu. Apabila uji ini kita lakukan secara rutin kita dapat melakukan analisa lebih lengkap karena dapat mengetahui perkembangan maupun penurunan jenis bakteri tertentu. Setelah itu kita lakukan evaluasi terhadap pelaksanaan biosekurity yang kita terapkan termasuk didalamnya evaluasi mengenai efektifitas desinfektan.
Perlu disadari bahwa tidak ada desinfektan terbaik untuk semua situasi dan kondisi lingkungan farm. Tentukan terlebih dahulu sasaran pemakaiannya dengan mempertimbangkan penyakit yang menjadi target perlakuan desinfeksi, kondisi lingkungan sekitar farm, material yang akan dilakukan desinfeksi, keamanan bagi ayam, pekerja kandang dan peralatan.
Desinfeksi artinya melakukan proses mencegah terjadinya infeksi atau mencegah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh ayam. Pelaksanaan desinfeksi biasanya menggunakan bahan kimia tertentu yang bertujuan membunuh mikroorganisme. Bahan kimia tertentu ini dapat bekerja optimal apabila terjadi kontak langsung dengan mikroorganisme, tanpa dihalang-halangi oleh bahan/material lain misalnya feses, pecahan telur, bekuan darah, lumpur, karat, debu dan kotoran lain. Oleh karena itu proses desinfeksi akan berjalan dengan baik apabila didahului dengan proses sanitasi yang baik. Pemakaian bahan sabun detergen sebelum proses desinfeksi adalah satu prasyarat utama. Sabun detergen berfungsi untuk melarutkan sisa-sisa bahan / material organik yang masih menempel dalam kandang.
Bahan kimia untuk proses desinfeksi biasa disebut sebagai desinfektan, misalnya amonium quartenair, glutaraldehide, phenol, iodium PVP maupun gabungan diantaranya. Masing-masing mempunyai aktifitas utama terhadap mikro-organisme tertentu. Meskipun demikian, syarat utama desinfektan diantaranya adalah:
- Mempunyai aktivitas anti mikrobial, artinya dengan dosis rendah sudah dapat membunuh semua jenis mikro-organisme atau disebut sebagai desinfektan spektrum luas.
- Memiliki kelarutan yang baik, artinya dapat dilarutkan sempurna (homogen) dengan air, sehingga mudah diaplikasikan di lapangan.
- Stabil yaitu jika sudah dilarutkan dan dibiarkan beberapa lama, larutan desinfektan tidak kehilangan sifat anti mikrobialnya.
- Homogenitasnya tinggi yaitu komposisi zat aktifnya tersebar merata dalam setiap campuran.
- Tidak bergabung dengan bahan organik lain, artinya jika bercampur dengan bahan organik tidak mengurangi efektivitasnya.
- Mempunyai kemampuan aktifitas antimikrobial pada suhu kamar sehingga tidak perlu menaikkan suhu larutan, untuk mencapai potensinya.
- Mempunyai kemampuan untuk menembus dinding sel bahkan bisa menembus sampai inti sel.
Efektifitas pemakaian desinfektan dipengaruhi oleh lama waktu kontak zat aktif dengan mikroorganisme. Waktu kontak yang diperlukan untuk setiap jenis desinfektan dapat berbeda-beda. Efektifitas desinfektan juga dipengaruhi oleh suhu air yang digunakan untuk melarutkan, semakin tinggi suhu air desinfektan akan semakin efektif. Hal-hal lain yang juga dapat mempengaruhi efektifitas desinfektan adalah pH air yang digunakan untuk melarutkan, konsentrasi zat aktif yang digunakan dan luas permukaan yang di-desinfeksi.
Pemilihan desinfektan mestinya disesuaikan dengan target mikro-organisme yang akan dieliminasi. Misalnya pada lokasi farm rawan penyakit, kandang dengan cemaran virus Gumboro tinggi, bekas terjadi outbreak pada periode sebelumnya, harus kita gunakan desinfektan dengan kandungan utama iodium PVP (Primadine®). Berbentuk cair berwarna coklat kehitaman setiap liter mengandung 30 gr Povidon Iodine (yodium PVP). Digunakan untuk desinfeksi kandang, peralatan, mesin tetas, foot dipping, tempat pakan & minum dengan dosis 1-2 ml/lt air. Bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan dinding sel dan permeabilitas membran plasma sel sehingga bibit penyakit tidak bisa mempertahankan keseimbangan tekanan terhadap lingkungan dan akhirnya mati.
Pada kondisi tertentu, misalnya pada saat terjadinya kasus penyakit, desinfeksi kita lakukan pada saat kandang masih berisi ayam. Pada saat tersebut, pemilihan desinfektan harus didasarkan pada efektifitas dan keamanannya. Gunakan desinfektan dengan bahan dasar ammonium quartenair (Istam®) berbentuk cairan jernih dengan aroma yang spesifik dan menyegarkan. Komposisinya mengandung Alkyl dimehyl benzyl amonium chloride 10%. Dengan dosis pemakaian 6 ml/liter air efektif membunuh mikro-organisme sekaligus aman apabila terkena ayam. Ammonium quartenair merupakan garam dengan substitusi gugus alkil yang bersifat bakterisidal dan virusidal (terutama terhadap enveloped virus). Selain itu juga merupakan desinfektan yang aman, stabil, tidak korosif, tahan lama dan mudah terdispersi serta optimal pada PH basa.
Oleh karena itu pada saat ayam layer dengan kandang model bateray sedang terjadi outbreak penyakit Coryza, supaya penyebaran antar ayam dapat dikendalikan, perlu kita tambahan desinfektan ini ke dalam air minum-nya dengan dosis 1 ml / 2 liter air minum dengan tujuan agar bakteri penyebab coryza yang mencemari air minum dapat segera dibunuh.
Pada saat kondisi kandang kosong tidak ada ayam, dapat digunakan desinfektan dengan bahan kimia yang lebih ‘keras’ dan berspektrum luas agar hasilnya optimal, tentu saja setelah pembersihan sisa-sisa material organik dengan sabun detergen. Gunakan desinfektan berbahan dasar phenol (Prophyl®) atau gabungan dua bahan aktif yaitu ammonium quartenair plus glutaraldehide (Pristam®). Berbentuk cairan berwarna putih bening, mengandung amonium quartenair 10% dan glutaraldehide 15%.
Kombinasi dua zat aktif ini merupakan kombinasi yang paling efektif, mempunyai efek saling menguatkan atau sinergis sehingga meningkatkan efikasi atau kegunaannya. Sangat efektif membunuh virus (enveloped dan non-enveloped), bakteri, fungi/jamur bahkan mycoplasma. Lebih stabil dan tahan terhadap perubahan pH bila dibandingkan bila dua zat aktif tersebut dipisah. Untuk desinfeksi kandang kosong dan sebagai pengganti fumigasi kandang digunakan dengan dosis 10 ml Pristam dilarutkan dalam 1 liter air. Desinfeksi kandang kosong disarankan ketika masa kosong kandang sehabis outbreak penyakit infeksius seperti AI dan ND. Sedangkan untuk desinfeksi rutin lingkungan kandang, mesin tetas dan alat transportasi peternakan dengan dosis 5 ml Pristam dilarutkan dalam 1 liter air.
Desinfektan lain yang sangat efektif dan efisien adalah menggunakan klorinasi air minum dengan keuntungan:
- Sanitasi air minum sepanjang waktu secara otomatis me-release klorine dengan dosis yg efektif.
- Menekan pekembangan mikroorganisme dan pertumbuhan lumut /ganggang sehingga pipa air menjadi bersih dan automatic drinker tidak tersumbat atau buntu.
- Meningkatkan kualitas air minum dan nafsu minum ayam.
Merupakan sanitasi air minum yang mudah aplikasinya & ekonomis.
Klorman® sistem, alat klorinasi otomatis yang dapat diatur sesuai dosis yang diinginkan. Sangat efektif dan efisien sebagai desinfektan dalam air minum.
Berbagai pilihan produk desinfektan diatas jangan sampai membuat kita bingung namun justru lebih mengarahkan kita sesuai kebutuhan di lapangan. Selamat mem-praktekkan…