Lambat Tumbuh yang Sering Kambuh
Pertumbuhan ayam merupakan salah satu indikator kesehatan ayam. Semakin baik laju pertumbuhan ayam maka semakin baik pula kesehatan ayam tersebut. Namun berbagai kasus gangguan pertumbuhan ayam masih sering terjadi sehingga dapat mengganggu pencapaian target produksi dan hal ini tentunya sangat merugikan.
Faktor yang mempengaruhi dan menjadi penyebab lambat tumbuh
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan yang lambat pada ayam, dan kebanyakan dilaporkan lebih terkait dengan faktor praktek manajemen pemeliharaan. Faktor-faktor penyebab lambat tumbuh bisa berasal dari lemahnya manajemen yang ada pada pembibitan, namun sering pula diketemukan karena kurang baiknya manajemen yang diterapkan pada peternakan komersial. Faktor-faktor yang dapat menjadi pemicu dan penyebab terjadinya lambat tumbuh pada ayam, diantaranya :
Faktor lingkungan, seperti :
- Kelembaban dan temperatur tinggi dalam kandang
- Kualitas dan sirkulasi udara dalam kandang yang kurang memadai
- Pencemaran amonia yang tinggi dalam kandang
Faktor pakan dan air
- Feed intake dari steroids for sale fast shipping ayam berkurang
- Kualitas dan keseimbangan nutrisi dalam pakan tidak sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan (nutrisi pakan tidak sesuai dengan kinerja genetik dari ayam).
- Pakan yang tercemar dengan mikotoksin, baik yang diberikan pada induk maupun pada anak ayam itu sendiri.
- Tingkat pencemaran mikroorganisme patogen dan kadar logam berat dalam air yang cukup tinggi
- pH air yang tidak sesuai, terlalu asam atau alkalis sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi air minum ayam.
Faktor perlakuan masa brooding
- Meliputi lama waktu pemanas dan kualitas panas yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan lingkungan (musim panas/hujan).
- Ketersediaan tempat pakan dan minum yang kurang dalam kandang, sehingga ayam jadi berebut untuk mendapatkan pakan atau minum.
- Kepadatan ayam yang cukup tinggi dalam kandang, sehingga ayam susah untuk makan dan minum.
Faktor kualitas DOC ;
- Berat badan DOC dibawah standar, seperti ; dihasilkan dari telur bibit muda, atau induk yang sedang terinfeksi penyakit yang mengganggu kualitas telurnya.
- Dehidrasi selama proses penetasan atau karena proses transportasi.
- Adanya infeksi penyakit seperti ; Omphalitis, Infeksi Yolk Sac, Aspergillosis.
- Kasus mycotoksikosis yang diakibatkan oleh mycotoksikosis yang terjadi pada induknya.
Faktor penyakit
baik yang infeksius maupun yang non infeksius, dan yang bersifat immunosupresif, seperti;
- Adanya kasus Avian Leukosis Virus-J yang menginfeksi pada breeder sehinga berpengaruh langsung pada kualitas DOC yang dihasilkan.Infeksi agen penyakit seperti ; Reovirus, Gumboro, Chicken Anemia Virus, Koksidiosis, Kolibasillosis, Mycoplasmosis dll.
- Mykotoksikosis, disamping bersifat immunosupresif, juga dapat secara langsung mengganggu fungsi sistem pencernaan pada ayam.
Anak ayam yang mengalami kekerdilan tersebut, kecualiyang mengalami kekerdilan absolut, pada dasarnya masih dapat dipelihara dan tumbuh cukup baik bila ditangani atau diberikan perlakuan yang agak ekstra.
Upaya Pencegahan dan Penanganan
Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus lambat tumbuh adalah dengan menerapkan manajemen yang baik dan komprehensif, yakni menerapkan praktek manajemen yang optimal mulai dari tempat pembibitan sampai pada tingkat budi daya. Diantaranya dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab lambat tumbuh yang disampaikan diatas, baik yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada terjadinya kasus lambat tumbuh.
Pada tempat pembibitan upaya yang dilakukan untuk dapat menghasilkan bibit ayam yang berkualitas, faktor yang sangat penting untuk diterapkan dan dilaksanakan adalah menerapkan sistem biosecurity secara terpadu,diantaranya : pengamanan biologis yang ketat seperti dengan melakukan sanitasi, fumigasi dan desinfeksi. Memberikan program kesehatan dan vaksinasi yang sesuai dengan ancaman bibit penyakit yang ada di masing-masing lokasi peternakan. Biosecutity yang ketat dan disertai dengan program kesehatan dan vaksinasi, ditujukan mencegah infeksi kuman penyakit baik yang ditularkan secara vertikal maupun horizontal. Seperti penyakit yang bersifat immunosupresif diantaranya: Avian Leucosis Virus -J, Reovirus, Chicken Anemia Virus, Mareks, Gumboro, Aspergillosis dll.
Pada peternakan ayam broiler komersil, agar tingkat lambat tumbuhnya dapat ditekan seminimal mungkin, maka faktor yang perlu diperhatikan disamping menerapkan manajemen standar yang sudah ditetapkan, dan mengacu pada perbaikan faktor-faktor penyebab yang disampaikan diatas, akan sangat baik juga bila dapat dilakukan pemeliharaan ayam dengan sistem all in all out dan melakukan seleksi serta memberikan perlakuan berbeda antara kelompok anak ayam yang beratnya standar dengan yang beratnya dibawah standar.
Perlakuan yang berbeda tersebut misalnya; dalam hal lamanya waktu pemberian pemanas, pemberian pakan tipe stater yang relatif lebih lama, ekstra dalam pemberian multivitamin dan obat-obatan lainnya atau perlakuan lain yang terkait dengan program kesehatan dan manajemen pemeliharaan.
Pada peternakan broiler komersial, bila dihadapkan pada kurang baiknya kualitas DOC yang didapat, sudah tentu akan menjadi beban yang cukup besar bagi peternak untuk dapat menperoleh produktivitas ayam yang baik. Karena sering kali peternak mengalami kesulitan untuk memelihara anak ayam dengan kondisi yang kurang baik ini untuk mendapatkan performance yang optimal; baik berupa pencapaian berat badan, feed konversi, terlebih lagi indek performance-nya.
Upaya yang perlu dilakukan untuk dapat memelihara anak ayam yang rata-rata berat badannya dibawah standar diantaranya : melakukan seleksi sejak awal mulai anak ayam tiba dilokasi kandang dengan cara melakukan penimbangan (grading) untuk pengelompokan berat, dan memisahkan tempat pemeliharaannya, guna memudahkan penanganannya bila ada kelompok anak ayam yang membutuhkan perlakuan khusus.
Berikan pencegahan atau pengobatan mulai dari umur 1 – 4 hari dengan obat atau antibiotika yang sesuai dan mempunyai afinitas serta potensi yang tinggi untuk membunuh kuman patogen. Obat antibiotika yang dapat digunakan dari golongan macrolide seperti; Spiramycine (Suanovil), atau dari golongan quynolone seperti; Enrofloxacine (Enoquyl), Flumequine (Imequyl), Norfloxacine (Novaquyl).
Berikan pemanas dengan suhu sesuai standar yang dibutuhkan oleh anak ayam, dan dengan suhu yang selalu konstant baik pada siang maupun malam hari. Karena sering kali kualitas pemanas yang ada dengan intensitas panas yang dihasilkan dan diberikan pada anak
Berikan pemanas dengan suhu sesuai standar yang dibutuhkan oleh anak ayam, dan dengan suhu yang selalu konstant baik pada siang maupun malam hari. Jangan sekali-kali melakukan pengurangan suhu dengan alasan efisiensi karena justru akan merugikan. Sering kali kualitas pemanas menghasilkan intensitas panas yang berbeda antara siang dengan malam harinya, terlebih lagi pada musim dingin atau musim penghujan. Senantiasa diatur kepadatan anak ayam dalam brooder maupun dalam keseluruhan kandang, untuk memastikan ayam mendapatkan panas yang merata, juga untuk memberikan keleluasaan anak ayam memperoleh pakan maupun minum.
Pastikan ayam mendapatkan pakan yang berkualitas; nutrisi yang seimbang sesuai kebutuhan, bebas dari pencemaran mikroorganisme patogen dan mikotoksin, tidak lembab dan aroma pakan tetap segar. Jaga kualitas air minum yang diberikan pada ayam, pastikan bebas dari pencemaran; mikroorganisme patogen, logam berat dan pH-nya dalam keadaan netral (6,5 – 7,2).
Berikan tambahan multivitamin (Rhodivit atau Grofas) sesuai kebutuhan, untuk memacu pertumbuhan serta untuk tujuan mencegah atau mengatasi stress. Teristimewa bila terjadi perubahan iklim atau pada saat setelah dilakukan vaksinasi.
Lakukan vaksinasi dengan programkan sesuai dengan tingkat tantangan virus yang ada dilapangan, apakah peternakan termasuk daerah resiko rendah, sedang atau tinggi terhadap tantangan agen penyakit, dan pastikan ayam dalam keadaan sehat pada saat divaksin. Hal ini bertujuan untuk memperoleh respon immune yang optimal, sehingga dapat memberikan perlindungan yang cukup tinggi terhadap serangan agent penyakit.
Lakukan desinfeksi dengan Prophyl, Primadine, Pristam atau Istam dan sanitasi serta fumigasi untuk menekan tingkat pencemaran dan keganasan kuman penyebab penyakit infeksius di lapangan.
Drh Yuni
Technical Department Manager
PT. ROMINDO PRIMAVETCOM
Jl DR Saharjo No 264
JAKARTA. Telp.021 8300300